Thursday, March 6, 2014

Contoh Penelitian Sosiologi tentang Pengaruh Drama Korea terhadap Kepribadian Siswa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Derasnya arus globalisasi menyebabkan komunikasi dan informasi yang  tidak mengenal batas, akibatnya munculah pengaruh-pengaruh dari luar yang masuk begitu saja kedalam suatu negara. Salah satunya Indonesia, yang sudah lama menerima arus globalisasi yang sangat segnifikan dari negara luar khususnya negara Korea. Korea ( Korea Selatan) merupakan salah satu negara di Asia yang sekarang telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat cepat. Kemajuan negara Korea ini salah satunya adalah didukung oleh aspek kebudayaan Korea khususnya pada dunia hiburan seperti perfilman, musik, dan fashion. Kebudayaan yang telah diperlihatkan oleh Korea melalui dunia hiburan ini, kini telah banyak diikuti oleh masyarakat dari berbagai negara tidak terkecuali Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang pada saat ini telah banyak menyukai, mengadopsi serta meniru kebudayaan Korea. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Indonesia khususnya para remaja yang saat ini telah banyak meniru gaya hidup Korea mulai dari baju, gaya rambut, dan bahasa dari Korea. Banyaknya remaja yang saat ini membuat girlband dan boyband juga merupakan salah satu contoh dari demam Korea yang telah melanda Indonesia. Tidak hanya industri musik dan fashion Korea saja yang ditiru serta disukai oleh remaja, akan tetapi dunia industri drama pun juga diminati oleh remaja di Indonesia.
            Hal ini juga terjadi pada siswa SMAN 2 Madiun. Banyak siswa SMAN 2 Madiun yang juga mengikuti, meniru dan menyukai drama Korea. Semua itu terlihat dari banyaknya siswa SMAN 2 Madiun yang mengidolakan artis dan aktor Korea serta menceritakan drama Korea yang telah dilihatnya itu kepada temannya di sekolah, kemudian juga banyak siswa yang melihat serta mendownload drama-drama Korea dari internet. Semua hal tersebut diatas adalah contoh-contoh yang memperlihatkan bahwa siswa SMAN 2 Madiun ini telah mengalami hal yang disebut dengan demam drama Korea. Kecintaan mahasiswa akan drama-drama Korea ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa SMAN 2 Madiun.

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :
a)      Faktor – faktor apa yang melatar belakangi munculnya fenomena drama Korea di Indonesia?
b)      Apa dampak negatif dan dampak positif dari fenomena drama Korea?
c)      Bagaimana pengaruh fenomena drama Korea terhadap perilaku siswa SMAN 2 Madiun tahun 2014?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan kami melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi munculnya fenomena drama Korea di Indonesia.
b) Untuk mengetahui dampak positif dan dampak Negatif dari fenomena drama Korea.
c) Untuk mengetahui pengaruh fenomena drama Korea terhadap perilaku sosial siswa SMAN 2 Madiun.

      1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca untuk memahami apa itu fenomena Drama Korea sebagai budaya populer. 
b. Sebagai salah satu sumber informasi bagi penulis, insan perfilman Indonesia dan masyarakat tentang faktor penyebab Drama Korea ngr-trend di Indonesia sehingga bisa menjadi salah satu referensi dalam melestarikan budaya agar tetap dicintai para remaja.
c.      Sebagai bahan pertimbangan bagi para pecinta drama Korea dan masyarakat dalam menyikapi dan memilah drama Korea yang masuk ke Indonesia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penulis menggunakan pendapat Weber yang menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu perbuatan yang memilik arti subjektif bagi pelaku dan perbuatan tersebut didorong oleh suatu tujuan serta didasari oleh suatu keinginan atau motivasi. Pelaku individual mengarahkan kelakuannya kepada penetapan-penetapan atau harapan-harapan tertentu yang berupa kebiasaan umum atau dituntut dengan tegas atau bahkan dibekukan dengan undang undang. Menurut Weber perilaku sosial terjadi apabila suatu perbuatan itu memiliki maksud subyektif dari tingkah laku yang membuat individu memikirkan dan menunjukan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap. Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan sosial menjadi 4 yaitu :
1.      Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
2.      Kelakuan yang berorientasi kepada nilai. Berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini seperti keindahan, kemerdekaan, persaudaraan, dll. misalnya ketika kita melihat warga suatu negara yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa membeda-bedakan.
3.      Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau Afektif . Contohnya seperti orang yang melampiaskan nafsu mereka.
4.      Kelakuan Tradisional bisa dikatakan sebagai tindakan  yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contohnya Berbagai macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur.

Imitasi
Imitasi merupakan suatu tindakan meniru sikap, tingkah laku, atau penampilan orang lain. Tindakan ini pertama kali dilakukan manusia di dalam keluarga dengan meniru kebiasaan-kebiasaan anggota keluarga yang lain, terutama orang tuanya. Imitasi akan terus berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu masyarakat. Dewasa ini proses imitasi dalam masyarakat semakin cepat dengan berkembangnya media masa, seperti televisi dan radio. Dalam interaksi sosial, imitasi dapat bersifat positif, apabila mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku sehingga tercipta keselarasan dan keteraturan sosial.

Imitasi dalam sosiologi
Soerjono Soekanto  dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sosiologi menyatakan bahwa imitasi merupakan suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk seperti gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, dan lain-lain. Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif, apabila yang dicontoh itu adalah perilaku-perilaku menyimpang. Akibatnya berbagai penyimpangan sosial terjadi di masyarakat yang dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial budaya. Imitasi yang berlebihan dapat melemahkan bahkan mematikan daya kreativitas manusia.

Drama Korea
Dalam Ministry of Culture, Sports and Tourism (Republic of Korea . 2010) Drama dan film Korea menjadi penyebab mewabahnya virus Hallyu di berbagai belahan dunia. Perusahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi drama dan beberapa diantaranya yang mencetak kesuksesan, diekspor ke luar negeri. Drama televisi yang memicu Hallyu antara lain, Winter SonataDae Jang GeumStairway to HeavenBeautiful Days dan Hotelier.
Populernya drama Korea di stasiun televisi Indonesia terjadi setelah drama negara Asia lain seperti Taiwan dan Jepang diputar. Berbagai stasiun televisi Indonesia mulai menayangkan drama produksi Korsel setelah RCTI yang mempelopori pemutaran drama Endless Love (Autumn in My Heart). Sejak itulah remaja Indonesia mulai terjangkit demam Korean Movie. Penulis mengunakan pendapat Jodhi Yudono dalam bukunya yang berjudul Demam Korea Sudah Menginfeksi Indonesia (2011) menyatakan bahwa demam Drama Korea  telah mendorong lahirnya sebuah fenomena fanatisme dimana para pesohor dari negeri ginseng tersebut menjadi kiblat dalam perilaku dan gaya hidup remaja dan generasi muda di Indonesia. Booming Korea benar-benar telah merubah gaya hidup dan jadwal kegiatan anak dan remaja sehari-hari di Indonesia.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka atau kerangka pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya apakah hipotesis tersebut akan diterima atau ditolak oleh hasil penelitian, sebagai berikut:
Ha : Ada pengaruh dari fenomena Drama Korea terhadap Perilaku Siswa SMAN 2 Madiun tahun 2014.

BAB III      
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di SMAN 2 Madiun. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014. Pemilihan lokasi penelitian di SMAN 2 Madiun dengan alasan karena peneliti merupakan bagian dari populasi sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan tempat.

3.2 Subjek Penelitian
Peneliti memilih subjek penelitian yakni siswa-siswi SMAN 2 Madiun. Karena banyaknya siswa, peneliti menerapkan system purposive sampling dengan memilih siswa yang suka menonton Drama Korea di SMAN 2 Madiun.

3.3  Data dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data kualitatif, yakni berupa data berbentuk narasi yang diperoleh dari subjek. Sumber datanya adalah data primer, yakni data yang didapat langsung atau dari sumber pertama seperti dalam penelitian ini berupa data yang dihasilkan dari wawancara dengan perwakilan siswa yang terpilih.
  
3.4   Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih peneliti, yakni penelitian kausalitas, yang mengkaji pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, maka peneliti menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan data. Wawancara dilakukan pada jam istirahat dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada semua subjek.

3.5  Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti yakni teknikm analisis data secara kualitatif, menggunakan analisis non statistic dalam mengolah data.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Drama-drama Korea yang paling di minati oleh siswa SMAN 2 Madiun diantaranya adalah Go Family Book, The Heirs, BBF, Full House, Heart String, An Innocent Man, Love Rain, City Hunter, Reply 1997, The Moon That Embrace The Sun, I Miss You, Princess Hours, Master Sun, Wild Romance, Reply 1994, My Love From The Star, dan Dream High. 
Alasan mereka menyukai drama-drama tersebut karena dramanya mempunyai cerita yang menarik dan tidak bertele-tele. Selain itu, drama Korea mempunya ciri khas sendiri yaitu sesuai dengan yang diinginkan remaja (romantis). Para pemainnya sangat profesional dalam berakting. Maka tak salah jika drama korea banyak yang menyentuh hati para remaja. Selain itu, tata artistik drama Korea dengan Indonesia sangat berbeda. Misalnya, tempat syuting drama Korea bervariasi tidak terfokus terhadap satu tempat sehingga tidak membosankan para penggemarnya.
Sedangkan aktor/aktris yang mereka sukai  diantaranya adalah Yoochun, Jessica Jung, Kim Sohyun, Lee Minho, Park Sin Hye, Kim Tan, Kim Woo Bin, Jung Yong Hwa, Song Joongki, Rain, Song Hye Kyu, Seo In Gook, Eun Ji, Jang Geun Suk. Alasan mereka menggemari artis-artis Korea adalah karena artis-artis Korea memang memiliki wajah yang cantik dan tampan.
Hal-hal tersebut menyebabkan drama Korea nge-trend di Indonesia. selain itu, adanya fanbase-fanbase korea yang sudah menjamur di Indonesia semakin membuat drama Korea populer di Indonesia.
Populernya drama Korea di Indonesia tersebut membawa dampak positif dan dampak negatif. Diantaranya adalah :
a.       Dampak positif
·         Menambah wawasan agar tidak ketinggalan zaman
·         Menambah inspirasi untuk perfilman Indonesia
·         Mengajarkan kita untuk mandiri
·         Hiburan
·         Sebagai wahana olahraga otak karena kita bisa mengenal bahasa baru
b.Dampak negatif
·         Tidak menyukai produk dalam negeri
·         Mengikuti gaya / budaya Korea yang kadang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa     Indonesia
·         Membuat malas belajar
·         Kecandua akan produk Korea tersebut
·         Meniru adagan dan gaya hidup yang tidak baik
·         Lupa waktu
·         Banyak wanita yang ingin terlihat cantik seperti artis Korea sehingga dimungkinkan untuk melakukan operasi plastik
·         Menjadi lebih konsumtif karena mengoleksi hal-hal tentang drama Korea
·         Mengetahui adegan buruk. Missal : adegan kissing

4.2 Pembahasan
            Pecandu drama Korea cenderung berbeda dengan orang yang biasa saja. Seorang pecandu drama Korea seolah-olah selalu ditemani oleh bias kesayangannya. Mereka senang membahas artis Korea sampai berita terupdate pun mereka tahu. Seolah-olah mereka sudah akrab dengan biasnya. Bila drama Koreanya melow, maka hubungan sosialnya si penonton cenderung mudah tersentuh atau galau. Bila drama Korea yang dilihatnya penuh spirit, semangat. Maka, si penonton menjadi lebih enerjik.
            Selain itu, pecandu drama Korea juga melakukan imitasi terhadap artis Korea kesayangannya. ada yang meniru gaya berbusana atau fashion Korea. Ada juga yang meniru gaya berbicara artis Korea yang digemarinya. Pecinta Drama Korea cenderung lebih konsumtif karena mereka mengeluarkan uangnya untuk mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan drama korea (misal : CD, Majalah, dsb). Pecinta drama Korea yang sangat fanatik dimungkinkan melakukan operasi plastik karena terlalu terobsesi dengan artis Korea kesayangannya. Namun penggemar drama Korea tidak semuanya begitu saja menerima mentah-mentah apa yang mereka tonton. sebagian dari mereka ada yang hanya menjadikan drama Korea sekedar sebagai wahana hiburan semata dan tidak meniru style yang ada pada drama Korea tersebut. Ada pula yang bersifat selektif dengan memilah hal-hal yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia saja yang mereka terima dan tiru.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa tidak semua penggemar drama Korea perilakunya terpengaruhi oleh drama yang ditontonnya tersebut. Yang pertama, para penggemar drama Korea yang terpengaruh oleh drama Korea memiliki perilaku :
a)      Berimitasi dalam hal gaya bicara, gaya berbusana terhadap artis Korea kesayangannya
b)      Menjadi lebih konsumtif karena mengoleksi barang-barang yang berbau Korea.
c)      Terpengaruh situasi drama Korea yang ditontonnya. Jika dramanya mellow, dia cenderung mudah tersentuh atau galau. Bila dramanya penuh spirit, maka dia menjadi lebih enerjik.
Yang kedua, Para penggemar Drama Korea yang hanya menjadikan drama Korea hanya sebagai wahana hiburan semata sehingga tidak mempengaruhi pola perilakunya.
Dan yang terakhir adalah para penggemar drama Korea yang bersifat selektif. mereka meniru hal – hal yang ada pada drama Korea yang hanya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
  
5.2  Saran
5.2.1        Bagi siswa/remaja pecinta drama Korea, hendaknya bersifat selektif terhadap drama Korea. Maksudnya mereka hanya meniru budaya dalam drama Korea yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
5.2.2        Bagi para orang tua yang anak-anaknya pecinta drama Korea, hendaknya membimbing dan mengawasi anak – anak mereka dalam menonton drama Korea. Jangan sampai anak – anak mereka berperilaku buruk karena menonton Drama Korea. Misal : meniru adegan kissing, dsb.
5.2.3        Bagi industri perfilman Indonesia, hendaknya mengemas film/drama yang mengandung nilai kebudayaan Indonesia dengan kemasan yang lebih menarik agar film/drama Indonesia tidak kalah saing dengan drama Korea sehingga kebudayaan Indonesia tetap eksis.

Daftar Pustaka
Yudono, Jodhi., (2011),  Demam Korea Sudah Menginfeksi Indonesia.
http://kapanlagi.com. 2009. “ Boomingnya budaya korea di Indonesia. Jakarta.
Tabloid Bintang Indonesia. 2010. “ Mencontek budaya korea dan jepang “.Edisi 1017. Jakarta. PT. Graha karya Berita.

Wednesday, February 12, 2014

Pidato Pengaruh Televisi pada Anak-Anak

Assalamu’alaikum wr. wb.
Teman-teman yang saya sayangi, pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato mengenai “Pengaruh Televisi pada Anak-Anak”.
Televisi adalah sebuah media komunikasi sebagai penerima siaran gambar bergerak serta suara baik itu berupa monokrom maupun berwarna.
Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan teknis atau berdasarkan isi. Bentuk teknis merupakan bentuk umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, dll. Berdasarkan isi, program televisi dibedakan antara lain hiburan, drama, olahraga, berita, dan agama.
Secara umum televisi sangat berguna bagi penyampaian informasi paling efektif dan efisien. Efektif dari segi penyampaian informasi dan efisien dari segi harga untuk memperoleh informasi tersebut. Dengan media televisi, wawasan dan ilmu pengetahuan seseorang dapat berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada. Banyak hal positif yang dapat diambil dari adanya media televisi ini seperti informasi mengenai berita terkini, ilmu pengetahuan umum, hiburan, dan lain sebagainya.
Namun demikian seiring perkembangan waktu ke waktu, media televisi saat ini lebih banyak menyiarkan beberapa acara yang tidak tepat waktunya. Seharusnya ketika seorang anak harus belajar, mereka malah asyik menonton karena ditelevisi sedang ditayangkan serial Naruto dan Upin-Ipin. Tentu saja hal ini menjadi tidak baik dan benar ketika televisi menayangkan tayangan anak-anak disaat jam belajar bagi mereka.
Malas adalah salah satu penyakit yang timbul karena seorang anak sudah terpengaruh oleh asyiknya menonton televisi sehingga lupa dengan belajarnya. Selain malas, pengaruh buruk televisi terhadap tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya dicontoh seperti kekerasan, gaya hidup mewah, dll.
Maka dari itu, alangkah baiknya orang tua perlu membatasi waktu menonton televisi dan menyaring tayangan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu, kondisi dalam rumah yang hangat dan kekeluargaan akan mengakibatkan waktu melihat televisi semakin terbatas. Orang tua juga dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih mudah melalui media televisi.
Sedikit saya simpulkan bahwa media televisi merupakan media yang paling mudah mendapat informasi namun juga berdampak buruk bila tidak sesuai dengan tayangannya. Peranan orang tua untuk mendampingi anak dalam menonton televisi sangatlah penting.

Demikian pidato singkat saya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Saturday, February 8, 2014

Sengketa Internasional Karena Faktor Geografis

Sengketa internasional merupakan sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat, pertengkaran perkara atau pembantahan yang melibatkan negara-negara diseluruh dunia atau mendapat perhatian yang luas dari masyarakat dunia.
Sengketa internasional dapat terjadi di segala bidang, baik bidang politik, hukum, ekonomi maupun sengketa internasional di sosial budaya. Hubungan antar negara pada dasarnya berada dalam dua kondisi yang saling bertentangan, yaitu damai atau sengketa
Sengketa Internasional dilatar belakangi oleh faktor perebutan kekuasaan pada suatu wilayah, perebutan sumber daya ekonomi, ideologi, dan intervensi. Negara-negara di dunia cenderung untuk menghindari terjadinya sengketa internasional, karena sangat menyadari tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Mereka cenderung menyerahkan kepada lembaga peradilan internasional untuk menyelesaikan
Ada beberapa penyebab yang pada umumnya yang menjadi sumber terjadinya sengketa internasional diantaranya adalah :
¢Kesalahpahaman tentang suatu hal.
¢Salah satu pihak sengaja melanggar hak kepentingan negara     lain.
¢Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.
¢Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.
Antarnegara kadang terjadi ketidakpastian mengenai batas wilayah masing-masing. Kasus semacam ini dapat kita lihat pada ketidakjelasan batas laut teritorial antara Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sipadan dan Ligitan (di Kalimantan), dan perbatasan di Kashmir yang hingga kini masih diperdebatkan antara India dengan Pakistan.
Terjadinya sengketa internasional dapat mengancam perdamaian dan ketertiban dunia. Oleh karena itu, sengketa internasional harus segera dicarikan upaya penyelesaiannya.